Bertandang Ke Rumah Batik Palbatu



Oleh: Jumardi Putra*

Siang mulai menapak. Terik matahari mulai terasa menyengat. Jalanan Jakarta tampak lancar, tidak sebagaimana galibnya. Berbekal informasi dari pemerhati batik, pak Kwan Hiew Liong, saya bersama tim Pegiat Seni Suku Badan Kebangpol Kota Jambi mengunjungi Rumah Batik Palbatu beralamat di Jalan Palbatu IV, Nomor 17, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan (21/6).

Setiba di lokasi benar adanya, suasana mbatik begitu kentara saat kami menginjakkan kaki kali pertama di Rumah Batik Palbatu. Cap batik, warna-warni kain beragam ukuran dan instrumen pendukung membatik menambah estetika ruangan. Saya melihat beberapa remaja puteri sedang asyik belajar membatik. Begitu juga aktivitas dua pembatik senior lainnya di sisi kiri laman depan rumah batik Palbatu. Tidak jauh dari pagar rumah, tampak beberapa lembar batik yang baru saja selesai dikerjakan dijemur.

Kedatangan kami disambut Mas Budi Dwi Hariyanto, pendiri Rumah Batik Palbatu. Saat bersamaan, beberapa staf yang hari-hari bekerja di situ sibuk maladeni pengunjung lainnya. Laiknya saudara yang sudah lama tak berjumpa, kami disambut dengan sukacita, lengkap dengan beberapa lembar kain batik sebagai “tali kasih”, snack khas produksi Rumah Batik Palbatu, dan beberapa tangkai pantun pembuka diskusi yang dengan piawai dibawakan oleh seorang perempuan paruh baya, yang hari-hari bekerja sebagai relawan di Rumah Batik tersebut.

Diskusi di Rumah Batik Palbatu

Di hadapan kami, Mas Budi Dwi Hariyanto menceritakan perjalanan Rumah Batik Palbatu sedari tahun 2011 sampai sekarang dengan segala pernak-perniknya. Di sela-sela obrolan itu, tak jarang di antara kami bertukar pikiran tentang batik Jambi dan hal-hal relevan lainnya. Diskusi antara kami berjalan cair dan tak jarang diselingi tawa kecil yang mampu memecah suasana siang yang terik kala itu.

Inisiasi pendirian Rumah Batik Palbatu dimulai tahun 2011 dengan nama Kampung Batik Palbatu. Kelompok seni batik yang dipimpin Budi Dwi Hariyanto ini menginginkan di Jakarta terdapat basis budaya di kampungnya. Berjalannya waktu dari 2011 hingga 2013 belum banyak dukungan dari pelbagai kalangan sehingga mereka memutuskan lebih tepat menggunakan nama Rumah Batik Palbatu ketimbang Kampung Batik Palbatu. Maka, persis 2 Oktober 2013, berdirilah Rumah Batik Palbatu.

Pendirian rumah batik Palbatu berangkat dari semangat agar pelestarian budaya, khususnya Batik Betawi atau Batik Jakarta bisa terus dilestarikan karena para pengrajinnya hingga sekarang terus berkurang. Kondisi demikian jamak terjadi di banyak daerah di tanah air, termasuk di Jambi. Belum lagi banyak warga Jakarta saat ini, lanjut mas Budi, tidak bisa membedakan mana batik yang asli maupun batik printing.

Pelatihan Batik Rumah Palbatu

“Sulit menyangkal warga di Jakarta belum bisa membedakan mana yang batik asli mana pula batik tiruan. Karena itu, Rumah Batik Palbatu mencoba mengedukasi warga dengan memperkenalkan bagaimana batik ini dibuat hingga jadi,” ujar Budi.

Program Rumah Batik Palbatu sampai sekarang yaitu mengedukasi warga Palbatu secara gratis sehingga diharapkan mereka lebih mengenal batik lewat lingkungan yang terdekat. Rumah Batik Palbatu juga mengedukasi warga di luar Palbatu, masyarakat luas termasuk yang di luar Jakarta, bahkan kadang-kadang datang dari Sumatera, Sulawesi dari Kalimantan yang ingin belajar atau bahkan malah tamu-tamu dari luar negeri.

Tidak berhenti sampai di situ, Rumah Batik Palbatu juga mengedukasi teman-teman disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus. Program tersebut mulai dijalankan tahun 2017, dan bahkan sampai tahun 2019 Rumah Batik Palbatu juga melakukan edukasi kepada teman-teman pejuang kanker. “Program tersebut dikembangkan dengan program beasiswa membatik,” tegasnya.

Cap dan tinta batik karya Rumah Palbatu

Produk yang dihasilkan Rumah Batik Palbatu sampai sekarang beragam mulai dari kaus, jeket, tas, kain batik dan tempat pensil. Motif batik yang dihasilkan Rumah Batik Palbatu mengusung tema nusantara seperti Monas, pulau seribu, dan ondel-ondel.

Rumah Batik Palbatu memberikan keleluasan bagi siapapun yang belajar atau yang ingin membatik khususnya anak-anak muda karena anak muda diharapkan dapat melanjutkan batik dan terus menghadirkan batik muda. Dengan demikian, lanjut mas Budi, Rumah Batik Palbatu memberikan kebebasan bagi mereka untuk memodifikasi motif batik yang ada di Indonesia dengan tetap menggunakan unsur-unsur tradisional.

Proses membatik di Rumah Batik Palbatu melalui beberapa tahap pembuatan antara lain motif/pola batik (Ngeblat), klowong (Nyanting), warna(kuas maupun celup), fiksasi (penguraian warna), dan lorod (pelepasan malam). Dari proses-proses itulah batik terbentuk, bukan hanya sekadar mewarnai saja namun membutuhkan waktu satu minggu untuk menyelesaikan pembuatan batik yang nantinya akan dijadikan produk pakaian atau bentuk produk olahan batik lainnya.

Foto Tim Pegiat Seni bersama pendiri Rumah Batik Palbatu

Mas Budi menambahkan dengan adanya batik kontemporer (abstrak) disertai warna dan pola yang beragam mempermudah para generasi saat ini untuk membuat batik dengan keinginan mereka sendiri, hal inilah yang harus dilakukan para pelestari batik, agar batik dapat terus bertahan di hati para generasi muda dan generasi seterusnya.

Hingga sekarang Rumah Batik Palbatu tidak hanya menjadi tempat belajar membatik, namun juga membuka workshop atau seminar belajar membatik. Banyak pelajar, masyarakat umum, mahasiswa bahkan wisatawan asing menjadikan Rumah Batik Palbatu sebagai tempat destinasi wisata edukasi. Saat ini sudah banyak wisatawan yang datang ke Rumah Batik Palbatu, tak hanya untuk belajar sejarah batik namun juga belajar membuatnya.

Karya Rumah Batik Palbatu

Atas konsistensi tersebut, Rumah Batik Palbatu mendapat pelbagai penghargaan dari pelbagai lembaga maupun apresiasi dari banyak komunitas. Salah satunya yaitu Piagam Penghargaan Museum Rekor-Dunia Indonesia kepada Masyarakat Kampoeng Batik Palbatu INDONESIA Nomor 5092/R.MURIAMI/2011 atas rekor Pemrakarsa dan Penyelenggara Pengecatan Jalan dengan Motif Batik Terpanjang, 133,9 Meter. 

Sukses terus buat Rumah Batik Palbatu. Terima kasih atas oleh-oleh ilmu dan pengalamannya. Semoga di Kota Jambi tumbuh komunitas membatik dengan semangat membaja seperti Rumah Batik Palbatu. Amin.

*Jakarta 25 Juni 2023.

0 Komentar