Pesan Pendiri Provinsi Jambi 68 Tahun Lalu

 

Kantor Gubernur Provinsi Jambi (1957)

Oleh: Jumardi Putra*

Dini hari, 6 Januari 1957, melalui sidang Badan Kongres Rakyat Dambi (BKRD), daerah berkultur tua ini diproklamirkan sebagai provinsi atau daerah tingkat satu (de facto). Satu kebulatan tekad dari berbagai elemen masyarakat di Jambi menuju kehendak sejajar dengan saudara-saudara di daerah lain di pulau Sumatera. 

Sanggupkah Jambi menjadi Provinsi? Itulah pertanyaan penting yang menyeruak dalam sidang maupun kongres sedaerah Jambi dalam rentang 1946 hingga berhasil menjadi Provinsi secara de jure merujuk Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957-kemudian dengan terbitnya undang – undang Nomor 61 Tahun 1958 pada tanggal 6 Januari 1958 Keresidenan Jambi menjadi Provinsi Tingkat I Jambi yang terdiri dari : Kabupaten Batanghari, Kabupaten Sarolangun Bangko dan Kabupaten Kerinci. 

Tidak terasa, Senin 6 Januari 2025, Provinsi Jambi menginjak usianya ke 68 tahun. Tidak muda lagi sebagai "subjek". Berikut beberapa pesan sekaligus dorongan semangat yang disampaikan oleh para tokoh Jambi dalam rentang 9 Januari sampai Februari 1957 perihal maksud dan tujuan di balik perjuangan rakyat Jambi menuju terbentuknya Provinsi Jambi:

"Timbul sama terapung dan tenggelam sama terbenam” dengan maksud kebersamaan dengan rasa tanggung jawab untuk memperjuangkan Jambi keresidenan menjadi Provinsi Jambi".

(Raden Mardjoyo Pamuk, Ketua Gerakan Pembela Provinsi Jambi/GPPD, 9 Januari 1957)


"Kepada Saudara-saudara yang telah ditugaskan untuk menyiapkan segala sesuatu mengenai isi dan bentuk Daerah Otonomi Tingkat I Provinsi Jambi agar bekerja segiat mungkin menunaikan tugas yang dipercayakan itu, demi kesalamatan dan kesejahteraan seluruh rakyat Jambi".

(Kolonel A. Husein, Ketua Dewan Banteng, 8 Febuari 1957)


"Rakyat Jambilah atau orang-orang yang berada di Jambilah, utamanya pemuda-pemuda harus siap sedia menyumbangkan derma baktinya demi menyelamatkan cita-cita rakyat Jambi untuk bangun sejajar dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai saudara-saudara kita di daerah-daerah lain. Sekali Provinsi Tetap Provinsi!"

(H. Hanafie, Ketua Badan Kongres Rakyat Djambi, 8 Februari 1957)


"Setelah diresmikan berdirinya Provinsi Jambi hari ini, mungkin ada orang berpendapat bahwa kita sudah senang-senang. Cita-cita kita telah sampai. Kalau ada orang yang berpendapat demikian, katakanlah pada mereka itu bahwa dengan terbentuknya provinsi ini bukanlah kita bertambah senang, tapi malahan bertambah berat tanggung jawab kita dan cita-cita kita belum tercapai.

Otonom provinsi ini hanyalah sebagai jembatan untuk cita-cita pembangunan dalam segala lapangan guna kesejahteraan rakyat seluruhnya. Oleh sebab itu, telah terbayang di hadapan kita, sebagaimana beratnya pikulan pemimpin-pemimpin dalam Provinsi ini nanti untuk membuktikan pada rakyat sedaerah ini yakni pembangunan yang nyata dan langsung, yang dapat dirasa dan dapat dilihat manfaatnya oleh rakyat dalam waktu yang singkat. Untuk dapat mencapai tujuan ini, sudah tentu kita memerlukan syarat mutlak dan sangat mengharap menjadi perhatian masyarakat dan rakyat seluruhnya.

Sekali diresmikan Jambi jadi provinsi, sampai dunia kiamat akan tetap jadi provinsi Jambi!"

(Sjamsu Bahrun, Wakil Ketua BKRD Prov. Jambi. (8 Februari 1957).

 

"Jambi memasuki sejarah baru dalam bentuk ketatanegaraan status daerah menjadi provinsi. Semoga dengan adanya perkembangan sejarah ini, akan tercapailah apa jang dicita-citakan oleh rakyat Jambi yaitu pembangunan juga seluas-luasnya dalam segala lapangan.

Pembangunan yang nyata inilah yang menjadi impian tiap-tiap orang, tiap daerah dan tiap-tiap pemerintahan sesuai dengan cita-cita proklamasi republik Indonesia 17 Agustus 1945".

(Pengurus Harian Badan Kongres Pemuda Sedaerah Jambi, 8 Februari 1957)


"Mari kita bergandengan tangan dan bahu membahu membangun daerah kita ini dengan persatuan dan kekuatan yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan, guna perbaikan, kemakmuran dan keadilan kita bersama-sama. Hidup Provinsi Djambi Jang Djaja!"

(Murad Alwi, perwakilan Veteran sedaerah Jambi, 8 Februari 1957)


"Atas nama Rakyat Marga Tanah Sepenggal menyetujui segala tindakan-tindakan Badan Kongres Rakyat Jambi (BKRD) dan berdiri dengan sepenuhnya di belakang BKRD, dan bersedia untuk menghadapi segala kemungkinan".

(Muhammad Syukur, Ketua Rapat Tuo-tuo Cerdik Pandai, 26 Februari 1957).


"Seyogyanya untuk memperoleh hasil dan daya guna dalam melaksanakan kesinambungan pembangunan daerah tingkat 1 Provinsi Jambi ini pada masa yang akan datang, kiranya patut dan wajar jika kita telaten, mawas diri dan melihat contoh pada yang sudah, mencari tuah pada yang menang; baju berjahit yang dipakai, jalan berambah yang diturut, baik yang ada di daerah Jambi maupun yang berada di daerah lainnya, yang sesuai dengan keadaan dan iklim daerah Jambi, yang baik kita pakai dan yang buruk kita campakkan".

 

(Usman Meng, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merangin (Kab. Bungo Tebo-Sarko)) periode 1957-1960).

 

*Pesan di atas merupakan nukilan dari naskah pidato sambutan para tokoh Jambi. Sumber: Arsip Badan Kongres Rakyat Daerah (BKRD) Jambi. 

*Tulisan-tulisan saya lainnya seputar sejarah berdiri Provinsi Jambi:

1. Tapak-tapak Sejarah Terbentuk Provinsi Jambi

2. 67 Tahun Provinsi Jambi: Hal-hal yang Belum Tergali

3.Napak Tilas Sejarah Jambi: Warisan Usman Meng di Usia Senja 

4. Hanafie, Gubenur Pertama Jambi Yang Gagal Dilantik

5. Dilema Residen Inu Kertapati dan Pesannya Untuk Rakyat Jambi

6. Kontroversi Penggantian Residen Sagaf Yahya di Jambi 1946

7. Si "Bulldozer" Masjchun Sofwan, Gubernur Jambi 1979-1989

8. Sri Soedewi: Belahan Jiwa Masjchun Sofwan (1979-1982)

9. Djamaluddin Tambunan dan Jambi Yang Menanti Jamahan (1974-1979)

10. Kisah Puteri Gubernur Jambi dan Bung Karno

11. Kisah Sepeninggalan Abdurrahman Sayoeti

12.Haji Hasan, Orang Gedang dari Empelu

13. Mengenal Penjabat Gubernur Jambi 1957-2024)

14. Sejarah Gedung Wakil Rakyat Provinsi Jambi

15. Kisah Datuk Mayloedin dan Buku-Bukunya

16. Pikiran 65 Tokoh Untuk 65 Tahun Provinsi Jambi

17. Jambi Tempo Doeloe: Catatan Sepulang Dari Pameran

18. Mukty Nasruddin, Pejuang dan Penulis Jambi Yang Dilupakan

0 Komentar